Ada
beberapa hadits yang berkaitan dengan bekam di antaranya :
أَخْبَرَنَا إِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، قَالَ: ثنا الْمُعْتَمِرُ،
عَنْ حُمَيْدٍ، عَنْ أَنَسٍ، أَنّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَالَ: " أَفْضَلُ مَا تَدَاوَيْتُمْ بِهِ الْحِجَامَةُ،
وَالْقُسْطُ الْبَحْرِيُّ "
Telah
mengkhabarkan kepada kami Ishaaq bin Ibraahiim, ia berkata : Telah menceritakan kepada
kami Al-Mu’tamir, dari Humaid, dari Anas : Bahwasannya Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wa sallam bersabda : “Sebaik-baik pengobatan yang kalian berobat
dengannya adalah bekam dan al-qusthul-bahr” [Diriwayatkan oleh An-Nasaa’iy
dalam Al-Kubraa no. 7537; shahih].
Dalam
jalur lain, disebutkan dengan lafadh yang mengandung perintah :
حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ الصَّبَّاحِ، نَا عَبْدُ الْوَهَّابِ بْنُ
عَطَاءٍ، نَا سَعِيدٌ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ أَنَسٍ: أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: عَلَيْكُمْ بِالْحِجَامَةِ وَالْقُسْطِ
الْبَحَرِيِّ.
Telah
menceritakan kepada kami Al-Hasan bin Ash-Shabbaah : Telah mengkhabarkan kepada kami
‘Abdul-Wahhaab bin ‘Athaa’ : Telah menceritakan kepada kami Sa’iid, dari Qataadah, dari Anas : Bahwasannya Nabi shallallaahu
‘alaihi wa sallam bersabda : “Hendaknya kalian melakukan bekam dan
terapi al-qusthul-bahr” [Diriwayatkan oleh Al-Bazzaar dalam Al-Bahr no.
7098].
Sanad riwayat ini hasan.
Al-Hasan bin Ash-Shabbaah mempunyai mutaba’ah dari Ibnu Sa’d
sebagaimana dalam Thabaqaat-nya 1/218 dan Umayyah bin Bisthaam
sebagaimana diriwayatkan oleh Ath-Thabaraaniy dalam Al-Ausath 3/170 no.
2831 – dengan lafadh sebagaimana dibawakan An-Nasaa’iy.
Perintah
untuk berbekam ini lebih dikhususkan pada waktu-waktu tertentu sebagaimana
riwayat :
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يَعْقُوبَ، ثنا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدِ
الْحَمِيدِ الْحَارِثِيُّ، ثنا حُسَيْنُ بْنُ عَلِيٍّ الْجُعْفِيُّ، عَنْ حَمْزَةَ
الزَّيَّاتِ، عَنْ أَبَانِ بنِ صَالِحٍ عَنْ أَنَسٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " احْتَجِمُوا لِخَمْسَ عَشْرَةَ، وَفِي
سَبْعَ عَشْرَةَ، أَوْ تِسْعَ عَشْرَةَ، أَوْ إِحْدَى وَعِشْرِينَ، لا يَتَبَيَّغْ
بِكُمُ الدَّمُ "
Telah
menceritakan kepada kami Muhammad bin Ya’quub : Telah menceritakan kepada kami Ahmad
bin ‘Abdil-Hamiid Al-Haaritsiy : Telah menceritakan kepada kami Husain
bin ‘Aliy Al-Ju’fiy, dari Hamzah Az-Zayyaat, dari Abaan bin Shaalih, dari Anas, ia berkata : Telah bersabda
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam : “Berbekamlah pada tanggal
15, 17, 19, atau 21. Jangan sampai darahmu bergolak “ [Al-Amaaliy,
no. 331].
Sanad
riwayat ini shahih.
Abaan
mempunyai mutaba’aat dari :
1. An-Nahhaas bin Qahm Al-Qaisiy; sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu
Maajah no. 3486, namun sanadnya sangat lemah, terutama disebabkan oleh ‘Utsmaan
bin Mathr Asy-Syaibaaniy, munkarul-hadiits.
2. Mu’aawiyyah bin Qurrah Al-Muzanniy; sebagaimana diriwayatkan oleh
Al-Baihaqiy dalam Al-Kubraa, 9/340 dengan sanad lemah. Kelemahannya
terletak pada Zaid Al-Hawaariy Al-‘Ammiy.
3. Qataadah bin Di’aamah; sebagaimana diriwayatkan oleh
Ath-Thabaraaniy dalam Al-Ausath no. 5652, namun sanadnya sangat lemah
dikarenakan Yuusuf bin ‘Athiyyah Ash-Shaffaar, seorang yang tertuduh memalsukan
hadits.
Hadits
Anas ini mempunyai syaahid dari Ibnu ‘Abbaas dengan sanad lemah
sebagaimana diterangkan oleh Al-Albaaniy dalam Adl-Dla’iifah no. 1863.
Juga
dari Abu Hurairah radliyallaahu ‘anhu :
حَدَّثَنَا أَبُو تَوْبَةَ الرَّبِيعُ بْنُ نَافِعٍ، حَدَّثَنَا
سَعِيدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْجُمَحِيُّ، عَنْ سُهَيْلٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
" مَنِ احْتَجَمَ لِسَبْعَ عَشْرَةَ، وَتِسْعَ عَشْرَةَ، وَإِحْدَى
وَعِشْرِينَ، كَانَ شِفَاءً مِنْ كُلِّ دَاءٍ "
Telah
menceritakan kepada kami Abu Taubah Ar-Rabii’ bin Naafi’ : Telah menceritakan
kepada kami Sa’iid bin bin ‘Abdirrahmaan Al-Jumahiy, dari Suhail, dari ayahnya,
dari Abu Hurairah, ia berkata : Telah bersabda Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wa sallam : “Barangsiapa yang berbekam pada tanggap 17, 19, atau
21, maka ia menjadi obat bagi segala macam penyakit” [Diriwayatkan oleh Abu
Daawud no. 3861; dihasankan oleh Al-Albaaniy dalam Shahiih Sunan Abi Daawud,
2/463].
Perintah berbekam dari Nabi shallallaahu
‘alaihi wa sallam ini didasari oleh perintah malaikat saat beliau israa’,
sebagaimana yang beliau sabdakan :
ما مررت ليلة أسري بي بملإ من الملائكة ، إلا كلهم يقول لي : عليك يا
محمد بالحجامة
“Tidaklah aku melewati satu malaikat pada malam
aku di-isra’-kan, kecuali mereka semua berkata kepadaku : “Lakukanlah bekan
wahai Muhammad”.
Di
lain lafadh :
مُرْ أُمَّتَكَ بِالْحِجَامَةِ
‘Perintahkanlah umatmu untuk berbekam”
[lihat : Ash-Shahiihah no. 2263].
Tidaklah
malaikat memerintahkan kepada Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam kecuali
perintah itu datang dari Allah ta’ala yang mengandung kebaikan.
Dari
beberapa hadits di atas dapat kita ambil beberapa faedah, bahwasannya bekam :
a. adalah sebaik-baik pengobatan;
b. diperintahkan oleh Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam; diperintahkan oleh malaikat;
Bahkan
dalam satu hadits disebutkan bahwa bekam terkandung barakah :
الْحِجَامَةُ عَلَى الرِّيقِ أَمْثَلُ، وَفِيهَا شِفَاءٌ وَبَرَكَةٌ،
وَهِيَ تَزِيدُ فِي الْعَقْلِ، وَتَزِيدُ فِي الْحِفْظِ، وَتَزِيدُ الْحَافِظَ
حِفْظًا......
“Berbekam
sebelum makan pagi sangat baik, karena padanya terdapat obat dan barakah, dapat
menambah kecerdasan dan hapalan. Menambah hapalan seorang penghapal....”
[lihat : Ash-Shahiihah no. 766].
Seandainya
hadits ini shahih, maka aktifitas berbekam merupakan
aktifitas tabarruk, dan tabarruk sendiri adalah ibadah.
Dari
sini dapat diketahui – sebagaimana hal yang Anda tanyakan di atas – bahwa bekam
itu merupakan sunnah Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam. Yaitu, sunnah
dalam pengobatan yang dilakukan ketika ada kebutuhan. Inilah yang dikatakan beberapa ulama
kita.
Tentu
saja, Allah ta’ala akan memberikan pahala dan kebaikan bagi siapa saja
yang melakukannya (karena mencontoh Nabinya shallallaahu ‘alaihi wa sallam).
Wallaahu a’lam.
No comments:
Post a Comment